Kamis, 21 Maret 2013

SENYUM SEORANG PEMIMPIN

Dada rasanya sesak, helaan nafas terus menerus harus kuperdengarkan, gairah untuk melakukan hal apapun tak berkobar sama sekali, di kepala ini rasanya banyak hal berkutat mendorong mulut ingin berteriak keras-keras...
Senyum demi senyum kupaksakan hari ini, tak boleh kupengaruhi semangat siapapun hanya demi kegelisahan pribadi. Teman-temanku, lingkunganku, semua butuh pacuan semangat dariku..
Pertanyaan kecil kadang muncul, "Lalu siapa yang jadi penyemangatku..?"
Allah SWT, Penciptaku selalu jadi penyemangatku. Ia kirimkan banyak orang, banyak hal, banyak alasan agar aku bisa terus semangat.
Semangat kalian semua lah yang jadi sumber semangatku...

Di tengah kegelisahan ini tiba-tiba aku teringat sebuah interview salah satu stasiun TV dengan Ratna Sari Dewi Sukarno, istri Presiden Sukarno di akhir masa hidupnya. Saat itu sang reporter bertanya, "Bagaimana ibu bisa yakin bahwa bapak mencintai ibu?"
Ratna dengan penuh kenangan di matanya menjawab, "Saya tahu bapak sangat mencintai saya. Bapak selalu ingin terlihat kuat, tegar dan berani di hadapan rakyat. Dia tidak ingin rakyatnya kehilangan semangat. Dia percaya jika ia terlihat kuat maka rakyatnya pun akan kuat menghadapi berbagai cobaan di masa itu. Tapi bersama saya bapak bisa jadi manusia seutuhnya, dia bisa terlihat sedih, takut dan menangis. Di depan saya bapak tak pernah menutup-nutupi isi hatinya."

Hmm..begitulah keteladanan seorang Sukarno. Ia bisa memaksakan dirinya selalu terlihat tegar untuk menjaga semangat orang-orang yang dicintainya, tapi ia menjadi dirinya secara utuh di hadapan orang yang paling dicintainya.
Disitulah aku belajar untuk bisa benar-benar menjalankan petuah, bahwa "Pemimpin Sejati Tak Mudah Terbawa Emosi".. Pemimpin adalah sosok yang paling mempengaruhi hati orang-orang di sekitarnya, maka ia wajib bisa mengatur kondisi hatinya.
Segelisah, sesedih, sesakit, dan semenderita apapun seorang pemimpin, ia harus bisa terus mengembangkan senyumnya. Karena senyumnya adalah sumber senyum bagi yang lain...
Persis seperti impian masa kecilku, menjadi 'Penyambung Hati Rakyat Indonesia'.
Nah, tinggal bagaimana si pemimpin menemukan sosok tepat yang membuat dirinya mampu menjadi diri seutuhnya. Sosok yang tak hanya menjadi tempat berbagi kebahagiaan, tapi juga tempat dimana ia bisa ungkap segala kekhawatiran, kekecewaan, kesedihan, ketakutan dan bahkan kebencian. Belahan jiwa yang mampu bersama-sama mencari solusi di berbagai badai samudera kehidupan..
Okay, selamat beristirahat Indonesia ! Mari tersenyum sampai akhir... ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar